Search

Ludah Sebagai Pelindung Mulut Dan Saluran Pencernaan Makanan

Mulut merupakan pintu gerbang tubuh. Setiap hari tidak terhitung banyaknya mikroorganisme yang melewati mulut. Bahwa ini dapat terjadi tanpa dapat menimbulkan gangguan adalah karena pengaruh ludah. Pada umumnya, ludah kurang mendapat perhatian, sebab efek ludah yang demikian luasnya serta produksi yang mencukupi. Perhatian terhadap ludah baru timbul apabila efek ludah serta produksinya berkurang dan masalah-masalah yang ditimbulkan baru menjelaskan betapa pentingnya peranan ludah itu.

Suatu aspek lain dari daya kerja ludah ditemukan oleh Reiter. Fenomenanya tampak pada binatang yang baru lahir, ternyata sangat peka terhadap radang usus yang berakibat fatal apabila susu dari induknya dimasak terlebih dahulu sehingga enzim laktoperoksidase dalam susu menjadi tidak aktif. Dengan menambahkan enzim ini ke dalam susu yang sudah dimasak, akibat fatal dapat dicegah. Sebabnya adalah bahwa ludah dari binatang yang baru lahir itu, belum atau tidak cukup mengandung enzim laktoperoksidase, sehingga kebutuhan akan enzim ini diperoleh dari induknya. Alam telah mengaturnya, sehingga melalui susu induknya, binatang yang baru lahir memperoleh kombinasi makanan campur ludah karena ludah memang kurang sekali diproduksi oleh bayi yang baru lahir.

Untuk pencernaan, makanan perlu dikunyah dan dilumatkan, proses ini dapat dilakukan oleh gigi dengan bantuan air ludah. Ludah juga melindungi mukosa dan dan menjadi pelicin kalau terjadi kontak antar gigi.

Daya kerja buffer dari ludah berfungsi untuk menetralkan asam, sehingga dapat mencegah kerusakan gigi akibat rangsangan kimia. Bilamana pada gigi sudah ada bercak akibat rangsangan kimia, maka mineral-mineral yang terlarut dalam ludah dapat menyebabkan remineralisasi dari bercak-bercak tersebut. Secara singkat, ludah merupakan pelindung mulut yang ideal. Seleksi dan kontrol terhadap flora mulut didasarkan atas efek sinergis dari beberapa faktor. Sebelum meninjau lebih dalam sistem laktoperoksidase, maka akan menarik untuk secara singkat membahasa semua faktor.

Laktoperoksidase – tiosianat

Laktoperoksidase merupakan enzim dengan nama yang membingungkan, sebab enzim ini juga ada dan dapat dipisahkan dari susu. Baru pada tahun 1951 dilaporkan oleh Mosimann dan Summer bahwa aktivitas peroksidase dari ludah disebabkan oleh enzim yang sama. Telah diketahui sekarang bahwa enzim ini, dengan bantuan H2O2 yang dihasilkan oleh bakteri, menjadi katalisator pada oksidasi tiosianat (dari ludah). Dari reaksi ini akan terbentuk hipotiosianat (OSCN), yaitu suatu senyawa yang menghambat pertumbuhan bakteri (Hoogendoorn et al, 1977)

Laktoferin

Seperti laktoperoksidase, maka zat ini ada dalam ludah dan susu, hal mana menjelaskan nama dari zat tersebut. Zat ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Karena zat besi diikat, maka untuk bakteri mulut tidak tersedia zat besi dalam jumlah yang mencukupi, sehingga lingkungan hidup bakteri menjadi miskin besi. Dengan demikian, perkembangan bakteri aerob sangat terhambat, sehingga tidaklah mengherankan bahwa bakteri aerob berkembang menjadi organisme yang fakultatif anaerob. Dengan adanya perubahan menjadi anaerob, maka secara logis dapat diperkirakan adanya peningkatan dalam produksi asam, tetapi metabolisme ini justru dihambat oleh sistem laktoperoksidase.

Lizozim

Sesuai dengan namanya, maka daya kerja dari enzim ini adalah melarutkan dinding sel dari sejumlah bakteri. Melihat tidak adanya peran dari bakteri-bakteri tersebut di dalam mulut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa enzim ini bekerja secara efektif.

Imunoglobulin

Imunoglobulin dalam ludah dan susu berbeda dalam 2 aspek dengan imunoglobulin dari serum. Di dalam serum didapatkan tipe IgM dan tipe IgG yang bersifat bakterisid, sedangkan di dalam ludah terutama didapatkan tipe IgA yang tidak bersifat bakterisid. Perbedaan dari segi kimia adalah bahwa 2 fraksi IgA tergabung oleh zat putih telur menjasi s-IgA. Yang dapat dipastikan adalah bahwa s-IgA berfungsi dalam perlekatan dan kolonisasi bakteri.

Selain faktor-faktor spesifik tersebut di atas, maka ludah juga berfungsi sebagai sumber makanan untuk flora mulut. Dengan demikian, ludah menjadi medium yang selektif yang memungkinkan pertumbuhan dari beberapa bakteri saja. Bakteri-bakteri yang dapat mempertahankan diri dalam ludah akan menghasilkan bakteriosin atau H2O2 dan zat-zat tersebut mencegah pertumbuhan bakteri-bakteri.

Daya kerja sinergistik

Suatu gambaran menyeluruh tentang faktor-faktor pengaruh pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut. Enzim lizozim memusnahkan bakteri-bakteri tertentu dengan jalan menghancurkan dinding selnya. Untuk mikroorganisme lainnya diperlukan tempat untuk melekatkan dirinya, seleksi dari tempat perlekatan ini diatur oleh mukoprotein, zat putih telur serta imunoglobulin yang terdapat dalam ludah. Bilamana sudah ada tempat perlekatan untuk bakteri, maka diperlukan zat untuk pertumbuhan bakteri. Jadi di dalam ludah perlu tersedia substrat dalam jumlah yang mencukupi, persediaan besi bebas harus diatur jumlahnya dan persyaratan untuk fungsi sistem laktoperoksidase harus terpenuhi semuanya. Akhirnya, yang juga mempengaruhi adalah mikroorganisme yang ada di dalam mulut, pengaruh mana yang bersifat positif ataupun negatif. Adalah jelas bahwa makanan yang sering dimakan mempengaruhi substrat yang ada dalam ludah, sehingga bagi flora mulut akan tersedia substrat dengan komposisi yang menyimpang. Misalnya, akan tersedia lebih banyak besi daripada yang diperlukan, sedangkan sistem laktoperoksidase tidak akan berfungsi sepenuhnya. Kalau sistem laktoperoksidase tidak berfungsi dengan baik, maka konsumsi gula mendukung bahwa sistem laktoperoksidase tetap tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya terbentuk polisakarida ekstra-seluler , sehingga bakteri lebih mampu untuk melekatkan dirinya pada permukaan gigi. Dengan adanya asam susu, maka bertambahlah jumlah zat besi dalam ludah. Jalan keluar untuk mengatasi masalah ini adalah: jangan terlalu sering makan. Tetapi hal ini sulit untuk dilakukan, jadi upaya yang lain adalah:

  1. Secara teratur menghentikan penambahan substrat
  2. Usahakan untuk mengunyah makanan dengan baik karena ini akan menambah produksi ludah
  3. Ambil tindakan yang memutuskan lingkaran hidup bakteri mulut, sehingga ludah dapat mengatur kembali kehidupan flora mulut.