Search

Mengapa Pasta Gigi Enzim Tidak Mengandung Sodium Lauryl Sulfate (Detergen) ?

Menyikat gigi sehari dua kali adalah kegiatan rutin yang dilakukan sebagian besar orang untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Untuk menyikat gigi diperlukan pasta gigi. Banyak pasta gigi yang beredar di pasaran, salah satunya adalah pasta gigi enzim. Di antara banyak produk yang tersedia di pasaran, pasta gigi enzim memiliki keunikan tersendiri.

Apa yang Membuat Pasta Gigi Enzim Berbeda?

Perbedaan yang mencolok antara pasta gigi enzim dan pasta gigi lainnya adalah pasta gigi enzim tidak menghasilkan busa melimpah karena sama sekali tidak mengandung Sodium Lauryl Sulfate (SLS) seperti pasta gigi lainnya. Sodium Lauryl Sulfate adalah bahan pembentuk busa (deterjen) yang terdapat di dalam pasta gigi. Mengapa pasta gigi enzim memilih untuk tidak menggunakan SLS dalam komposisinya? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Apa Itu Pasta Gigi?

Pasta gigi adalah bahan yang digunakan untuk membantu sikat gigi dalam membersihkan permukaan gigi (Mc.Donal, 1998). Kegunaan pasta gigi menurut Manson (1975) adalah membantu dalam membersihkan plak dan memberi kenyamanan dalam menyikat gigi.

Menurut Volpe (1977/), pasta gigi pada dasarnya tersusun oleh:

1. Bahan abrasif, berfungsi untuk menghilangkan plak dan staining pada gigi
2. Detergen
3. Pemanis dan pewarna sebagai tambahan  agar pasta gigi lebih menarik dan rasanya lebih diterima sehingga wakti penyikatan akan lebih lama (Dean dan Hughes,1994).

Sedangkan menurut Combe (1992), pasta gigi mengandung unsur pokok yaitu:
1. Bahan abrasif
2. Detergen
3. Humektan
4. Pengikat pemanis
5. Bahan tambahan lain (bahan yang bersifat bakteriostatik, bakterisid, maupun enzim inhibitor yang bertujuan untuk menetralkan asam.

Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Dampaknya

Detergen yang ada di dalam pasta gigi atau dengan nama lain sodium lauryl sulfate terdapat dalam pasta gigi yang bekerja secara kimiawi yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan plak, menembus dan menghilangkan kotoran karena akan mengemulsikan debris, kemudian akan melepaskannya dari permukaan gigi sehingga bakteri plak akan terlepas.

Sodium Lauryl Sulfate, atau SLS adalah deterjen yang sering digunakan dalam pasta gigi untuk menciptakan busa. Fungsi utamanya adalah menurunkan tegangan permukaan plak dan menghilangkan kotoran dari gigi. Namun, ada beberapa masalah yang mungkin muncul dari penggunaan SLS.  Menurut peneliti terdahulu disimpulkan bahwa kandungan sodium lauryl sulfate dalam pasta gigi yang dapat ditoleransi oleh air ludah adalah 0.0001 %. Pasta gigi yang beredar di pasaran mengandung 1% sampai sekitar 2%.

Efek Samping Penggunaan SLS:

  • Menghambat sistem laktoperoksidase (sistem pertahanan alami mulut)

Handajani, dkk dalam penelitiannya mengatakan bahwa rongga mulut merupakan pintu gerbang tubuh terhadap berbagai mikroorganisme. Sistem pertahanan alamiah dalam rongga mulut disebut sistem laktoperoksidase (LP-sistem) yang terdapat di dalam air ludah. Kerusakan LP sistem merupakan penyebab berbagai penyakit rongga mulut, tetapi air ludah (saliva) kurang mendapat perhatian karena jarang menimbulkan efek yang merugikan (Handajani,dkk, 2005). Laktoperoksidase adalah suatu sistem di dalam air ludah yang bersifat bakteriostatik. Sistem ini sangat berperan di dalam rongga mulut dengan komponen penting yaitu enzim laktoperoksidase, garam tiosianat dan hidrogen peroksida.

  • Menyebabkan mulut kering dan kesat

 Detergen bersifat abrasif sehingga dapat menyebabkan kekeringan rongga mulut (Wiseman, 1970).

  • Memperparah gingivitis

Hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan angka gingivitis pada pemakaian pasta gigi dengan deterjen atau sodium lauryl sulfat. Senyawa deterjen juga memperparah gingivitis yang telah ada (Herlofson, 1996).

  • Trauma pada sel epitel ronga mulut

Sifat abrasif deterjen menyebabkan trauma pada sel epitel rongga mulut (Herlofson, 1996).

  • Memperparah sariawan

Barkvoll,P., dkk (1992) mengatakan bahwa pemakaian pasta gigi yang mengandung SLS (Sodium Lauryl Sulfat) pada pasien yang sensitif terhadap penyakit-penyakit mukosa mulut seperti sariawan, barangkali akan lebih mudah kambuh dan sebaiknya diperingatkan!

Berbeda dari pasta gigi biasa, pasta gigi Enzim tidak menggunakan SLS. Pasta gigi Enzim, dengan formulasi tanpa Sodium Lauryl Sulfate, lebih ramah untuk rongga mulut, terutama bagi mereka yang rentan terhadap iritasi atau gangguan kesehatan mulut lainnya. Ini menjadikan pasta gigi Enzim pilihan yang tepat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut tanpa risiko efek samping dari deterjen.